PADEPOKAN
KARAKTER SEBAGAI SARANA DALAM MENGOBATI FENOMENA KEBOBROKAN KARAKTER GENERASI
MUDA
Oleh
: Ibnu Fazrur Rahman
Fenomena
Kebobrokan Karakter
Bercanda berlebihan memang berakibat fatal sekali. Bahkan persahabatan dan
persaudaraan bisa menjadi permusuhan. Dalam budaya tradisi pun bercanda harus
secara sehat dan tidak menimbulkan kebencian. Itu mungkin yang saat ini sedang
dialami oleh Surkianih atau yang lebih dikenal sebagai Zaskia gotik. Zaskia
yang saat itu sedang mengisi di suatu acara musik salah satu stasiun televisi
swasta mengatakan bahwa lambang sila kelima dari Pancasila adalah “bebek
nungging”. Memang walaupun hal tersebut merupakan bagian dari lawakan yang
bertujuan untuk memancing tawa penonton, namun sepatutnya hal tersebut tidaklah
dilakukan, karena dalam bercanda pun ada batasnya. Apalagi ketika menghina
lambang negara Republik Indonesia, ketika seseorang menghina atau melecehkan
lambang negara berarti dia telah menghina seluruh rakyat Indonesia yang merasa
memiliki lambang negara itu serta dia juga tidak pula menghargai jasa para
pahlawan yang dengan susah payah untuk membuat negara Indonesia merdeka dan
telah memikirkan dan merancang lambang negara itu sendiri.
Nasi
sudahlah menjadi bubur, Neng (sapaan Zaskia) telah meminta maaf dan menyesali
perbuatannya. Namun sial bagi Zaskia, karena Indonesia adalah negara hukum.
Lelucon Zaskia yang telah menghina Lambang Negara dan Ideologi Negara tidak
bisa terlepas dari jeratan hukum. Karena ini semua telah diatur dalam UU No. 24
tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, pasal
24, pasal 56 dan pasal 68,”. Penghinaan atau merendahkan Lambang Negara akan
dikenakan sanksi dan pidana, seperti tertulis dalam pasal 68 yang akan dipidana
paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah). Kecerobohan yang dilakukan Zaskia ini tentunya bisa menjadi
pelajaran bagi kita semua agar lebih bijak dan berhati-hati dalam bertindak dan
bertutur kata apalagi berkaitan dengan hal yang sensitif seperti Lambang
negara.
Serupa
tapi tak sama, di media sosial kita juga banyak menjumpai sekumpulan abg alay
yang berfoto dengan pose menghina para pahlawan. Tentunya hal ini juga
sangatlah disayangkan, mereka dengan tampang tanpa rasa salah menghina pahlawan
yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Bukan tidak mungkin tanpa
perjuangan para pahlawan tersebut, bangsa Indonesia sampai saat ini belum bisa
terlepas dari belenggu penjajahan dan merasakan nikmatnya kemerdekaan. Oleh
karena itulah kita seharusnya menghargai jasa-jasa para pahlawan tersebut,
bukan malah menghina dengan tindakan-tindakan konyol seperti yang dilakukan
sekumpulan abg tersebut.
Pancasila kehilangan roh sejatinya, apalagi ditunjang oleh arus teknologi dan
informasi yang terbuka, vulgar tanpa batas, dan tak terkendali. Perkembangan
teknologi membuat segala informasi menjadi jauh lebih mudah diakses, baik yang
positif maupun yang negatif. Fenomena kebobrokan karakter yang terjadi dan
tersebar di media sosial dikhawatirkan malah berdampak buruk bagi generasi muda
lainnya khususnya mahasiswa, mereka bisa saja mencontoh perilaku yang dilakukan
oleh Zaskia atau para abg alay.
Padepokan
Karakter sebagai Sarana Penguatan Karakter
Mengacu kepada permasalahan kebobrokan karakter yang terjadi, maka perlu ada
cara lain agar penguatan karakter pada generasi muda khususnya mahasiswa bisa
tercapai. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan pengadaan wadah yang
dapat dijadikan ajang mendiskusikan, mengkaji, menerapkan model pembangunan
bangsa dan pembangunan karakter. Wadah yang dimaksud adalah Padepokan Karakter.
Padepokan
Karakter adalah tempat dimana para mahasiswa “ndepok” (duduk/bersila) untuk
menimba ilmu dan berlatih penguatan karakter bersama seorang dosen, baik secara
klasikal, kelompok maupun individual melalui sarana pembelajaran yang tersedia
pada padepokan. Ada lima fungsi padepokan karakter. Pertama, sebagai
pusat informasi, pendidikan, penyajian, dan promosi berbagai hal yang
menyangkut tujuan padepokan karakter. Kedua, pusat berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran, dan peningkatan
tindakan karakter dan nilai-nilai Unnes sebagai Universitas Konservasi. Ketiga,
sarana memperkukuh persatuan dan kesatuan sivitas akademika Unnes dan
masyarakat sesuai dengan tujuan padepokan. Keempat, sarana mempererat
persahabatan antar eksponen masyarakat padepokan sesuai dengan visi dam misi
padepokan. Kelima, sarana memasyarakatkan nilai-nilai karakter sesuai dengan
etika padepokan karakter (Maman, 2014).
Ruang lingkup pembangunan bangsa dan karakter yang dikembangkan atau
dibangun mencakup karakter religius, kejujuran, bertanggung jawab, disiplin,
demokratis, berpikir logis-kritis-kreatif dan inovatif, kepedulian, suka
menolong, nasionalisme, kepatuhan terhadap aturan sosial, dan percaya diri
(Megawangi, 2004).
Slogan awal dekade Kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah Nation and
Character Building (Pembangunan Bangsa dan Pembangunan Karakter) berdasar
Pancasila. Dengan demikian, Pancasila diidealkan menjadi basis bagi pembangunan
bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, Pancasila menjadi
acuan bagi upaya pencerdasan kehidupan bangsa yang berkarakter, Pancasila mengandung
makna ideologi yang memuat cita-cita dan tujuan NKRI, Pancasila merupakan
keseluruhan pandangan, cita-cita, maupun keyakinan dan nilai-nilai bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, menjadi keniscayaan bahwa penguatan karakter
berdasar Pancasila perlu diwujudkan dalam tata kehidupan berbangsa dan
bernegara (Maman, 2000).
Daftar Pustaka
Megawangi, R.
2004. Pendidikan Karakter (Solusi Yang Tepat Untuk Membangun
Karakter Bangsa). Jakarta: Indonesia Heritage
Foundation.
Rachman,
Maman. 2000. “Reposisi, Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai bagi
Generasi Muda Bangsa”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Tahun Ke-7
Nomor 028.
Undang-Undang
No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Rachman,
Maman, 2014. Padepokan Karakter Lokus Pembangun Karakter.
Semarang : Unnes Press. Diakses pada tanggal 23
Mei 2016 pada pukul 11.30 WIB
dari http://blog.unnes.ac.id/mama/wp-content/uploads/sites/2353/2015/12/ISi
Padepokan-Karakter-FINAL-24-Juni14.pdf.